Halaman
Masyarakat Multikultural dan Multikulturalisme
75
B
erbicara
tentang
masyarakat
multi-
kultural
,
pikiran
kita
diarahkan
pada
sebuah
keanekaragaman
yang
ber-
nilai
tinggi
namun
rentan
terhadap
konflik
sosial.
Karenanya
,
saya
ingin
mempela
j
ari
karakteristik
masyarakat
multikultural
secara
menyeluruh.
M
elalui
studi
kepustakaan
dan
me-
dia
massa
,
saya
akan
membuat
tulisan
singkat
tentang
masyarakat
multikultural.
S
aya
akan
menggali
informasi
sebanyak-banyaknya
melalui
studi
kepustakaan
dan
media
massa
untuk
menentukan
penyebab
ter-
j
adinya
masyarakat
multikultural.
M
elalui
diskusi
kelompok
,
saya
akan
mempela
j
ari
konflik
akibat
keaneka-
ragaman
dan
solusinya.
P
ada
akhirnya
,
saya
mampu
meng-
analisis
keragaman
dalam
masya-
rakat
multikultural
sebagai
landasan
untuk
mencapai
keteraturan
dan
kedamaian
hidup
di
tengah-tengah
perbedaan.
SOSIOLOGI Kelas XI
76
Sumber:
indonesian.cri.cn
Aksi penolakan terjadinya peperangan.
Konflik ras sering kali muncul dan mendatangkan trauma tersendiri
bagi warganya. Sebagaimana tampak pada peristiwa di atas, tidak dapat
dimungkiri kondisi Indonesia yang beragam serta multikultural
menjadikannya bangsa yang rentan dan resistensi rendah munculnya
konflik horizontal. Selain itu, kondisi masyarakat multikultural tidak
selamanya kondusif bagi upaya pengembangan toleransi dan
demokrasi. Sehingga tidak mengherankan di Indonesia muncul konflik
ras atau suku di berbagai daerah. Kondisi ini menyadarkan bahwa
upaya mengaktualisasikan nilai-nilai bersama dalam masyarakat
merupakan keniscayaan. Lantas, apa yang dimaksud dengan
masyarakat multikultural?
Masyarakat Multikultural dan Multikulturalisme
77
A. Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural
Pernahkah kamu mendengar istilah multikultural? Istilah multi-
kultural akhir-akhir ini mulai diperbincangkan di berbagai kalangan
berkenaan dengan merebaknya konflik etnis di negara ini. Multi-
kultural yang dimiliki Indonesia dianggap faktor utama terjadinya
konflik. Konflik berbau sara yaitu suku, agama, ras, dan antargolongan
yang terjadi di Aceh, Ambon, Papua, Kupang, Maluku dan berbagai
daerah lainnya adalah realitas yang dapat mengancam integrasi bangsa
di satu sisi dan membutuhkan solusi konkret dalam penyelesaian-
nya di sisi lain. Hingga muncullah konsep multikulturalisme. Multi-
kulturalisme dijadikan sebagai acuan utama terbentuknya masyarakat
multikultural yang damai. Lantas, apa itu multikultural dan multi-
kulturalisme?
1. Masyarakat Multikultural
Menurut C.W. Watson (1998) dalam bukunya
Multiculturalism,
membicarakan masyarakat multikultural adalah membicarakan
tentang masyarakat negara, bangsa, daerah, bahkan lokasi geografis
terbatas seperti kota atau sekolah, yang terdiri atas orang-orang yang
memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dalam kesederajatan.
Pada hakikatnya masyarakat multikultural adalah masyarakat yang
terdiri atas berbagai macam suku yang masing-masing mempunyai
struktur budaya (
culture
) yang berbeda-beda. Dalam hal ini masyarakat
multikultural tidak bersifat homogen, namun memiliki karakteristik
heterogen di mana pola hubungan sosial antarindividu di masyarakat
bersifat toleran dan harus menerima kenyataan untuk hidup ber-
dampingan secara damai (
peace co-exixtence
) satu sama lain dengan
perbedaan yang melekat pada tiap entitas sosial dan politiknya. Oleh
M
ultikulturalisme
di
j
adikan
sebagai
acuan
utama
ter-
bentuknya
masyarakat
multi-
kultural
yang
damai.
L
antas
,
apa
itu
multikultural
?
M
asyarakat
M
ultikultural
P
enyebab
:
•
Keanekaragaman
suku
bangsa.
•
Keanekaragaman
agama.
•
Keanekaragaman
ras.
M
emunculkan
konflik
sosial.
masyarakat
multikultural
,
multikulturalisme
,
kelompok
etnis
,
budaya
,
agama
,
kon-
flik
suku
bangsa
S
olusi
:
•
Kearifan
lokal.
•
Kearifan
nasional.
SOSIOLOGI Kelas XI
78
karena itu, dalam sebuah masyarakat multikultural sangat
mungkin terjadi konflik vertikal dan horizontal yang dapat
menghancurkan masyarakat tersebut. Sebagai contoh,
pertikaian yang melibatkan sentimen etnis, ras, golongan
dan juga agama terjadi di berbagai negara mulai dari
Yugoslavia, Cekoslavia, Zaire hingga Rwanda, dari bekas
Uni Soviet sampai Sudan, dari Sri Lanka, India hingga
Indonesia.
Indonesia merupakan masyarakat multikultural. Hal
ini terbukti di Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang
masing-masing mempunyai struktur budaya yang berbeda-
beda. Perbedaan ini dapat dilihat dari perbedaan bahasa,
adat istiadat, religi, tipe kesenian, dan lain-lain.
Pada dasarnya suatu masyarakat dikatakan multi-
kultural jika dalam masyarakat tersebut memiliki keaneka-
ragaman dan perbedaan. Keragaman dan perbedaan yang dimaksud
antara lain, keragaman struktur budaya yang berakar pada perbedaan
standar nilai yang berbeda-beda, keragaman ras, suku, dan agama,
keragaman ciri-ciri fisik seperti warna kulit, rambut, raut muka, postur
tubuh, dan lain-lain, serta keragaman kelompok sosial dalam masya-
rakat. Selain itu, masyarakat kultural dapat diartikan sebagai berikut.
a. Pengakuan terhadap berbagai perbedaan dan kompleksitas
kehidupan dalam masyarakat.
b. Perlakuan yang sama terhadap berbagai komunitas dan budaya,
baik yang mayoritas maupun minoritas.
c. Kesederajatan kedudukan dalam berbagai keanekaragaman dan
perbedaan, baik secara individu ataupun kelompok serta budaya.
d. Penghargaan yang tinggi terhadap hak-hak asasi manusia dan
saling menghormati dalam perbedaan.
e. Unsur kebersamaan, kerja sama, dan hidup berdampingan secara
damai dalam perbedaan.
Sikap yang Harus Dihindari
U
ntuk
membangun
masyarakat
multikultural
yang
rukun
dan
bersatu
,
ada
beberapa
nilai
yang
harus
dihindari
,
yaitu
:
1. Primordialisme
P
rimordialisme
artinya
perasaan
kesukuan
yang
berlebihan.
M
eng-
anggap
suku
bangsanya
sendiri
yang
paling
unggul
,
ma
j
u
,
dan
baik.
S
ikap
ini
tidak
baik
untuk
dikembangkan
di
masyarakat
yang
multi-
kultural
seperti
I
ndonesia.
A
pabila
sikap
ini
ada
dalam
diri
warga
suatu
bangsa
,
maka
kecil
kemungkinan
mereka
untuk
bisa
menerima
keberadaan
suku
bangsa
yang
lain.
2
. Etnosentrisme
E
tnosentrisme
artinya
sikap
atau
pandangan
yang
berpangkal
pada
masyarakat
dan
kebudayaannya
sendiri
,
biasanya
disertai
dengan
sikap
dan
pandangan
yang
meremehkan
masyarakat
dan
kebudayaan
yang
lain.
I
ndonesia
bisa
ma
j
u
dengan
bekal
kebersamaan
,
sebab
tanpa
itu
yang
muncul
adalah
disintegrasi
sosial.
A
pabila
sikap
dan
pandangan
ini
dibiarkan
maka
akan
memunculkan
provinsialisme
yaitu
paham
Sumber:
newssimg.bbc.co.uk
Gambar 4.1
Tampak kegelisahan pada raut muka
wanita korban konflik etnis di Sri Lanka.
Hampir
seluruh
negara
di
dunia
memiliki
perbedaan-
perbedaan.
A
pa
j
adinya
apa-
bila
semua
indi
v
idu
dalam
negara
tersebut
memandang
perbedaan
yang
ada
?
Masyarakat Multikultural dan Multikulturalisme
79
P
ada
deskripsi
di
depan
telah
diungkapkan
secara
j
elas
tentang
masyarakat
multikultural.
U
ntuk
menambah
wawasan
dan
pengetahuanmu
akan
materi
ini
,
cobalah
menggali
informasi
sebanyak-banyaknya
tentang
masyarakat
kultural
di
dunia.
M
anfaatkan
buku-buku
di
perpustakaan
,
artikel-artikel
di
media
massa
atau
wacana
multikultural
di
situs-situs
internet.
D
engan
data-
data
yang
ada
,
buatlah
sebuah
tulisan
singkat
tentang
masyarakat
multikultural.
S
elan
j
utnya
bacakan
di
depan
kelas.
atau
gerakan
yang
bersifat
kedaerahan
dan
eksklusivisme
yaitu
paham
yang
mempunyai
kecenderungan
untuk
memisahkan
diri
dari
masyarakat.
3. Diskriminatif
D
iskriminatif
adalah
sikap
yang
membeda-bedakan
perlakuan
terhadap
sesama
warga
negara
berdasarkan
warna
kulit
,
golongan
,
suku
bangsa
,
ekonomi
,
agama
,
dan
lain-lain.
S
ikap
ini
sangat
berbahaya
untuk
di-
kembangkan
karena
bisa
memicu
munculnya
antipati
terhadap
sesama
warga
negara.
4. Stereotip
S
tereotip
adalah
konsepsi
mengenai
sifat
suatu
golongan
berdasarkan
prasangka
yang
sub
j
ektif
dan
tidak
tepat.
I
ndonesia
memang
memiliki
keragaman
suku
bangsa
dan
masing-masing
suku
bangsa
memiliki
ciri
khas.
T
idak
tepat
apabila
perbedaan
itu
kita
besar-besarkan
hingga
membentuk
sebuah
kebencian.
2. Multikulturalisme
Berbicara mengenai masyarakat multikultural mau tidak mau pem-
bahasan kita akan mengarah pada multikulturalisme. Hal ini dikarena-
kan antara masyarakat multikultural dengan multikulturalisme me-
miliki keeratan hubungan. Keragaman struktur budaya dalam masya-
rakat membentuk suatu masyarakat yang multikultur. Kehidupan
masyarakat multikultural rentan adanya konflik sosial. Oleh karena
itu, dibentuklah multikulturalisme sebagai acuan utama terwujudnya
kedamaian di tengah keragaman. Lantas, apa yang dimaksud dengan
multikulturalisme?
Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengakui dan
mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual
maupun secara kebudayaan. Dalam multikulturalisme, sebuah masya-
rakat (termasuk juga masyarakat Indonesia) dilihat sebagai sebuah
kebudayaan yang berlaku umum dalam masyarakat tersebut yang
coraknya seperti sebuah mozaik. Di dalam mozaik tercakup semua
kebudayaan dari masing-masing suku bangsa yang sangat jelas dan
belum tercampur oleh warna budaya lain membentuk masyarakat yang
lebih besar.
B
erbicara
mengenai
masya-
rakat
multikultural
mau
tidak
mau
kita
akan
berbicara
pula
tentang
multikulturalisme.
L
antas
,
bagaimana
hubung-
an
di
antara
keduanya
?
SOSIOLOGI Kelas XI
80
Ide multikulturalisme menurut Taylor merupakan suatu gagasan
untuk mengatur keberagaman dengan prinsip-prinsip dasar pengakuan
akan keberagaman itu sendiri (
politics of recognition
). Gagasan ini
menyangkut pengaturan relasi antara kelompok mayoritas dan
minoritas, keberadaan kelompok imigran masyarakat adat dan lain-
lain. Sedangkan Parsudi Suparlan mengungkapkan bahwa multi-
kulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengakui dan mengagung-
kan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun
secara kebudayaan. Oleh karena itu, konsep multikulturalisme tidak-
lah dapat disamakan dengan konsep keanekaragaman secara suku
bangsa (
ethnic
) atau kebudayaan suku bangsa yang menjadi ciri khas
masyarakat majemuk, karena multikulturalisme menekankan
kebudayaan dalam kesederajatan.
Berkaitan dengan konflik sosial, multikulturalisme merupakan
paradigma baru dalam upaya merajut kembali hubungan antarmanusia
yang belakangan selalu hidup dalam suasana penuh konfliktual. Secara
sederhana, multikulturalisme dapat dipahami sebagai suatu konsep
keanekaragaman budaya dan kompleksitas dalam masyarakat. Melalui
multikulturalisme masyarakat diajak untuk menjunjung tinggi
toleransi, kerukunan dan perdamaian bukan konflik atau kekerasan
dalam arus perubahan sosial. Meskipun berada dalam perbedaan
sistem sosial berpijak dari pemikiran tersebut, paradigma multi-
kulturalisme diharapkan menjadi solusi konflik sosial yang terjadi
saat ini.
Dengan demikian, inti multikulturalisme adalah
kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai
kesatuan, tanpa memedulikan perbedaan budaya, etnis,
gender, bahasa, ataupun agama. Sedangkan fokus multi-
kulturalisme terletak pada pemahaman akan hidup penuh
dengan perbedaan sosial budaya, baik secara individual
maupun kelompok dan masyarakat. Dalam hal ini individu
dilihat sebagai refleksi dari kesatuan sosial dan budaya.
Bagi Indonesia, multikultural merupakan suatu strategi
dan integrasi sosial di mana keanekaragaman budaya benar
diakui dan dihormati, sehingga dapat difungsikan secara
efektif dalam mengatasi setiap isu-isu separatisme dan dis-
integrasi sosial. Multikulturalisme mengajarkan semangat
kemanunggalan atau ketunggalan (tunggal ika) yang paling
potensial akan melahirkan persatuan kuat, tetapi peng-
akuan adanya pluralitas (Bhinneka) budaya bangsa inilah
yang lebih menjamin persatuan bangsa.
Keragaman struktur budaya dalam masyarakat men-
jadikan multikulturalisme terbagi menjadi beberapa
bentuk, yaitu:
a. Multikulturalisme Isolasi
Masyarakat jenis ini biasanya menjalankan hidup secara otonom
dan terlibat dalam interaksi yang saling mengenal satu sama lain.
Kelompok-kelompok tersebut pada dasarnya menerima ke-
ragaman, namun pada saat yang sama berusaha mempertahankan
budaya mereka secara terpisah dari masyarakat lain umumnya.
D
alam
multikultural
mengakui
adanya
politik
uni
v
ersalisme
yang
menekankan
harga
diri
semua
manusia
,
serta
hak
dan
kewa
j
iban
yang
sama
sebagai
manusia.
T
idak
ada
warga
kelas
satu
dan
warga
kelas
dua
serta
menghargai
perbedaan
budaya.
Sumber:
www.dfat.gov.au
Gambar 4.2
Gambaran masyarakat multikultural.
Masyarakat Multikultural dan Multikulturalisme
81
b. Multikulturalisme Akomodatif
Masyarakat ini memiliki kultur dominan, yang membuat
penyesuaian-penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi
kebutuhan kultural kaum minoritas. Masyarakat multikultural
akomodatif merumuskan dan menerapkan undang-undang,
hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural,
serta memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk
mengembangkan/mempertahankan kebudayaan mereka. Sebalik-
nya, kaum minoritas tidak menentang kultur dominan.
c. Multikulturalisme Otonomi
Dalam model ini kelompok-kelompok kultural utama berusaha
mewujudkan kesetaraan
(equality)
dengan budaya dominan dan
menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang
secara kolektif dapat diterima. Prinsip-prinsip pokok kehidupan
kelompok-kelompok dalam multikultural jenis ini adalah mem-
pertahankan cara hidup mereka masing-masing yang memiliki
hak-hak sama dengan kelompok dominan. Mereka juga menentang
kelompok dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat
di mana semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar.
d. Multikulturalisme Kritikal/Interaktif
Jenis multikulturalisme ini terjadi pada masyarakat plural di mana
kelompok-kelompok yang ada sebenarnya tidak terlalu menuntut
kehidupan otonom, akan tetapi lebih menuntut penciptaan kultur
kolektif yang menegaskan perspektif-perspektif distingtif mereka.
Kelompok dominan dalam hal ini tentunya menolak, bahkan
berusaha secara paksa menerapkan budaya dominan mereka
dengan mengorbankan budaya kelompok-kelompok minoritas.
e. Multikulturalisme Kosmopolitan
Kehidupan dalam multikulturalisme jenis ini berusaha meng-
hapus segala macam batas-batas kultural untuk menciptakan
masyarakat yang setiap individu tidak lagi terikat pada budaya
tertentu. Bisa juga sebaliknya, yaitu tiap individu bebas dengan
kehidupan-kehidupan lintas kultural atau mengembangkan
kehidupan kultural masing-masing.
Persebaran Multikulturalisme di Amerika Serikat
D
i
A
merika
S
erikat
dan
negara-negara
B
arat
,
sampai
pada
P
erang
D
unia
II
masyarakatnya
hanya
mengenal
adanya
satu
kebudayaan
,
yaitu
kebudayaan
kulit
putih
yang
Kristen.
G
olongan-golongan
lainnya
dianggap
sebagai
kaum
minoritas
dengan
segala
hak-hak
yang
dibatasi
dan
dikebiri.
P
ada
akhir
tahun
1950
-an
di
A
merika
S
erikat
muncul
berbagai
ge
j
olak
persamaan
hak
bagi
golongan
minoritas
,
kulit
hitam
dan
kulit
berwarna.
P
uncaknya
,
pada
tahun
1960
-an
muncul
larangan
perlakuan
diskriminasi
orang
kulit
putih
terhadap
orang
kulit
hitam
dan
berwarna
di
tempat-tempat
umum.
Kondisi
ini
men
j
adikan
per
j
uangan
hak-hak
sipil
men
j
adi
lebih
efektif
melalui
berbagai
kegiatan
affirmative action
yang
membantu
kaum
minoritas
untuk
dapat
menge
j
ar
ketertinggalan
mereka
dari
golongan
kulit
putih
yang
dominan
di
berbagai
posisi
dan
j
abatan
dalam
berbagai
peker
j
aan
dan
usaha.
B
eberapa
bentuk
multi-
kulturalisme
antara
lain
:
a.
M
ultikulturalisme
isolasi.
b.
M
ultikulturalisme
akomodatif.
c.
M
ultikulturalisme
otonomi.
d.
M
ultikulturalisme
kritikal
/
interaktif.
e.
M
ultikultural
kosmopolitan.
SOSIOLOGI Kelas XI
82
B.
Penyebab Terciptanya Masyarakat
Multikultural
Pada dasarnya semua bangsa di dunia bersifat multikultural.
Adanya masyarakat multikultural memberikan nilai tambah bagi
bangsa tersebut. Keragaman ras, etnis, suku, ataupun agama menjadi
karakteristik tersendiri, sebagaimana bangsa Indonesia yang unik dan
rumit karena kemajemukan suku bangsa, agama, bangsa, maupun ras.
Masyarakat multikultural Indonesia adalah sebuah masyarakat yang
berdasarkan pada ideologi multikulturalisme atau Bhinneka Tunggal
Ika yang multikultural, yang melandasi corak struktur masyarakat
Indonesia pada tingkat nasional dan lokal. Berkaca dari masyarakat
multikultural bangsa Indonesia, kita akan mempelajari penyebab
terbentuknya masyarakat multikultural.
Cobalah perhatikan peta Indonesia! Setelah melihatnya apa yang
ada dalam benakmu? Terlihat Indonesia, sebagai sebuah negara yang
kaya akan khazanah budaya. Beribu-ribu pulau berjajar dari ujung
barat sampai ujung timur, mulai dari Sumatra hingga Papua. Setiap
pulau memiliki suku bangsa, etnis, agama, dan ras masing-masing.
Keadaan inilah yang menjadikan masyarakat Indonesia menjadi
masyarakat multikultural.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika bisa jadi merupakan sebuah
”monumen” betapa bangsa yang mendiami wilayah dari Sabang sampai
Merauke ini memang merupakan bangsa yang majemuk, plural, dan
beragam. Majemuk artinya terdiri atas beberapa bagian yang merupa-
kan kesatuan, plural artinya lebih dari satu, sedangkan beragam artinya
berwarna-warni. Bisa kamu bayangkan bagaimana wujud bangsa
Indonesia. Mungkin dapat diibaratkan sebagai sebuah pelangi.
Pelangi itu akan kelihatan indah apabila beragam unsur warnanya
bisa bersatu begitu pula dengan bangsa kita. Indonesia akan menjadi
bangsa yang damai dan sejahtera apabila suku bangsa dan semua unsur
kebudayaannya mau bertenggang rasa membentuk satu kesatuan. Kita
mencita-citakan keanekaragaman suku bangsa dan perbedaan
kebudayaan bukan menjadi penghambat tetapi perekat tercapainya
persatuan Indonesia.
D
i
tahun
1970
-an
upaya-upaya
untuk
mencapai
kesedera
j
atan
dalam
perbedaan
mengalami
berbagai
hambatan.
Hal
ini
dikarenakan
corak
kebudayaan
kulit
putih
yang
P
rotestan
berbeda
dengan
corak
kebudayaan
orang
kulit
hitam
,
orang
I
ndian
atau
pribumi
A
merika
,
dan
dari
berbagai
kebudayaan
bangsa
dan
suku
bangsa
yang
tergolong
minoritas.
S
elan
j
utnya
,
para
cendekiawan
dan
pe
j
abat
pemerintah
yang
prodemokrasi
dan
H
AM,
antirasisme
dan
diskriminasi
menyebarluaskan
konsep
multikulturalisme
dalam
bentuk
penga
j
aran
dan
pendidikan
di
sekolah-sekolah.
B
ahkan
anak-
anak
C
ina
, M
eksiko
,
dan
berbagai
golongan
suku
bangsa
lainnya
mulai
bela
j
ar
dengan
menggunakan
bahasa
ibunya
di
sekolah
sampai
pada
tahap-
tahap
tertentu.
O
leh
karena
itu
, A
merika
S
erikat
kini
mampu
mengatakan
”
we are all multiculturalists now
”
.
Sumber:
www.sripps.ohiou.edu
D
engan
keagamaan
yang
dimiliki
I
ndonesia
tidak
ada
salahnya
I
ndonesia
dikata-
kan
bangsa
multikultural.
D
apatkah
kalian
gambarkan
bagaimana
multikultural
I
ndonesia
?
Sumber:
www.tulungan.go.id
Gambar 4.3
Semboyan nasional yang
mampu mengakomodasi
keanekaragaman bangsa.
Masyarakat Multikultural dan Multikulturalisme
83
Namun, kenyataan membuktikan bahwa tidak selamanya keaneka-
ragaman budaya dan masyarakat itu bisa menjadikannya pelangi.
Keanekaragaman budaya dan masyarakat dianggap pendorong utama
munculnya persoalan-persoalan baru bagi bangsa Indonesia. Contoh
keanekaragaman yang berpotensi menimbulkan permasalahan baru
sebagai berikut.
1. Keanekaragaman Suku Bangsa
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki
kekayaan budaya yang luar biasa banyaknya. Yang menjadi sebab
adalah keberadaan ratusan suku bangsa yang hidup
dan berkembang di berbagai tempat di wilayah
Indonesia. Kita bisa membayangkan apa jadinya apabila
masing-masing suku bangsa itu mempunyai karakter,
adat istiadat, bahasa, kebiasaan, dan lain-lain.
Kompleksitas nilai, norma, dan kebiasaan itu bagi
warga suku bangsa yang bersangkutan mungkin tidak
menjadi masalah. Permasalahan baru muncul ketika
suku bangsa itu harus berinteraksi sosial dengan suku
bangsa yang lain. Konkretnya, apa yang akan terjadi
denganmu saat harus bertemu dan berkomunikasi
dengan temanmu yang berasal dari suku bangsa yang
lain?
2. Keanekaragaman Agama
Letak kepulauan Nusantara pada posisi silang di antara dua
samudra dan dua benua, jelas mempunyai pengaruh yang penting
bagi munculnya keanekaragaman masyarakat dan
budaya. Dengan didukung oleh potensi sumber alam
yang melimpah, maka Indonesia menjadi sasaran
pelayaran dan perdagangan dunia. Apalagi di dalamnya
telah terbentuk jaringan perdagangan dan pelayaran
antarpulau.
Dampak interaksi dengan bangsa-bangsa lain itu
adalah masuknya beragam bentuk pengaruh agama dan
kebudayaan. Selain melakukan aktivitas perdagangan,
para saudagar Islam, Hindu, Buddha, juga membawa
dan menyebarkan ajaran agamanya. Apalagi setelah
bangsa Barat juga masuk dan terlibat di dalamnya.
Agama-agama besar pun muncul dan berkembang di Indonesia,
dengan jumlah penganut yang berbeda-beda. Kerukunan antarumat
beragama menjadi idam-idaman hampir semua orang, karena tidak
satu agama pun yang mengajarkan permusuhan. Tetapi, mengapa
juga tidak jarang terjadi konflik atas nama agama?
3. Keanekaragaman Ras
Salah satu dampak terbukanya letak geografis Indonesia,
banyak bangsa luar yang bisa masuk dan berinteraksi dengan bangsa
Indonesia. Misalnya, keturunan Arab, India, Persia, Cina,
Hadramaut, dan lain-lain. Dengan sejarah, kita bisa merunut bagai-
mana asal usulnya.
Bangsa-bangsa asing itu tidak saja hidup dan tinggal di
Indonesia, tetapi juga mampu berkembang secara turun-temurun
membentuk golongan sosial dalam masyarakat kita. Mereka saling
berinteraksi dengan penduduk pribumi dari waktu ke waktu.
Sumber:
Republika, Minggu, 24 Januari 1999
Gambar 4.4
Penderitaan rakyat akibat konflik antarsuku
bangsa di Ambon.
Sumber:
Tempo Edisi 17–23 September 2001
Gambar 4.5
Konflik antaragama bisa diantisipasi dengan
mengoptimalkan peran tokoh agama.
SOSIOLOGI Kelas XI
84
Bahkan ada di antaranya yang mampu mendominasi kehidupan
perekonomian nasional. Misalnya, keturunan Cina. Permasalah-
annya, mengapa sering terjadi konflik dengan orang pribumi?
Dari keterangan-keterangan tersebut terlihat bahwa bangsa
Indonesia terdiri atas berbagai kelompok etnis, agama, budaya yang
berpotensi menimbulkan konflik sosial. Berkaitan dengan perbedaan
identitas dan konflik sosial muncul tiga kelompok sudut pandang
yang berkembang, yaitu:
1. Pandangan Primordialisme
Kelompok ini menganggap perbedaan-perbedaan yang berasal dari
genetika seperti suku, ras, agama merupakan sumber utama lahir-
nya benturan-benturan kepentingan etnis maupun budaya.
2. Pandangan Kaum Instrumentalisme
Menurut mereka, suku, agama, dan identitas yang lain dianggap
sebagai alat yang digunakan individu atau kelompok untuk
mengejar tujuan yang lebih besar baik dalam bentuk materiil mau-
pun nonmateriil.
3. Pandangan Kaum Konstruktivisme
Kelompok ini beranggapan bahwa identitas kelompok tidak
bersifat kaku, sebagaimana yang dibayangkan kaum primordialis.
Etnisitas bagi kelompok ini dapat diolah hingga membentuk
jaringan relasi pergaulan sosial. Oleh karena itu, etnisitas merupa-
kan sumber kekayaan hakiki yang dimiliki manusia untuk saling
mengenal dan memperkaya budaya. Bagi mereka persamaan adalah
anugerah dan perbedaan adalah berkah.
Kenyataan ini menjadikan suatu tantangan baru bagi bangsa untuk
mewujudkan masyarakat multikultural yang damai. Upaya mem-
bangun Indonesia yang multikultural dapat dilakukan
dengan cara dan langkah yang tepat. Pertama menyebarkan
konsep multikulturalisme secara luas dan memahamkan
akan pentingya multikulturalisme bagi bangsa Indonesia,
serta mendorong keinginan bangsa Indonesia pada tingkat
nasional maupun lokal untuk mengadopsi dan menjadi
pedoman hidupnya. Kedua, membentuk kesamaan
pemahaman di antara para ahli mengenai makna multi-
kulturalisme dan bangunan konsep-konsep yang men-
dukungnya. Ketiga, berbagai upaya dilakukan untuk dapat
mewujudkan cita-cita ini.
Sumber:
www.wahidinstitute.org
Gambar 4.6
Seminar dan dialog multikultural sebagai
upaya mencapai multikulturalisme.
Keberagaman
tidak
hanya
dimiliki
oleh
bangsa
I
ndonesia.
P
ada
dasarnya
setiap
bangsa
di
dunia
memiliki
keragaman
misalnya
A
merika
, M
eksiko
,
I
ndia
, T
hailand
, M
alaysia
,
dan
lain-lain.
Keragaman
inilah
men
j
adikan
setiap
bangsa
berbeda
satu
sama
lain
serta
memiliki
nilai
tambah
di
mata
dunia.
Hal
ini
dikarenakan
adanya
keragaman
membentuk
struktur
budaya
yang
berbeda-beda
dalam
satu
bangsa
(
kaya
akan
kha
z
anah
budaya
)
.
Keragaman
ini
dalam
sosiologi
dinamakan
multikultural.
L
antas
pertanyaannya
sekarang
,
apa
yang
men
j
adi
penyebab
munculnya
masyarakat
multikultural
secara
Masyarakat Multikultural dan Multikulturalisme
85
Berteman dalam Keragaman: Pernyataan Keragaman Agama
Jakarta, 14–18 Oktober 2003
Kami tahu:
•P
erbedaan
agama
j
anganlah
di
j
adikan
alasan
ter
j
adinya
pertengkaran
dan
perpecahan.
•B
ertegur
sapa
,
senyum
,
dan
bersikap
adil
harus
dilakukan
pada
siapa
pun
walaupun
berbeda
agama.
•A
gama
itu
menga
j
arkan
kebaikan.
•P
erbedaan
agama
itu
anugerah
dari
T
uhan
,
karena
di
sanalah
kita
dapat
saling
mengisi
,
saling
berbagi
,
dan
saling
menolong.
U
ntuk
itu
,
Di rumah kami bisa:
•B
erbagi
cerita
tentang
keragaman
agama
kepada
adik
,
kakak
,
ayah
,
dan
ibu.
•M
emperkukuh
iman
dengan
men
j
alankan
ibadah
yang
kita
anut
dengan
sebaik-baiknya.
•T
etap
percaya
pada
agama
yang
kita
anut
sepenuhnya
dengan
tetap
bertoleransi
pada
agama
lain
agar
persatuan
antarumat
beragama
tetap
ter
j
aga.
Di sekolah kami bisa:
•T
idak
mempermasalahkan
agama
yang
dianut
oleh
teman-teman.
•T
idak
bertengkar
hanya
karena
perbedaan
agama.
•M
emberikan
kesempatan
terhadap
teman-teman
yang
melakukan
ibadah.
•B
ertegur
sapa
dan
senyum
dengan
semua
teman
meskipun
berbeda
agama.
•M
endamaikan
teman
yang
berselisih
karena
perbedaan
agama.
•B
erteman
dengan
siapa
pun
,
dengan
latar
belakang
agama
yang
berbeda
sekalipun.
T
entang Keragaman Budaya
Kami tahu:
•I
ndonesia
memiliki
banyak
suku
dan
budaya
yang
beragam.
•
Bahwa setiap
budaya
punya
ciri
tersendiri.
•T
iap
daerah
punya
sen
j
ata
tradisional
,
rumah
adat
,
tarian
,
pakaian
,
permainan
,
dan
makanan
yang
wa
j
ib
kita
hargai
dan
hormati.
•P
engetahuan
kami
tentang
kebudayaan
orang
lain
masih
sangat
terbatas.
•
Kami
pun
belum
begitu
j
elas
tentang
kebudayaan
milik
daerah
sendiri.
Kami tahu ada masalah:
•O
rang
lebih
senang
membanggakan
daerah
sendiri.
•O
rang
sering
merasa
budayanya
paling
baik.
•O
rang
sering
merasa
daerahnya
punya
kelebihan
lebih
dari
yang
lain.
P
adahal
beragam
itu
indah
,
sebab
j
ika
semua
daerah
sama
,
tidak
akan
menarik.
umum
? B
ersama
kelompokmu
, j
awablah
pertanyaan
di
depan.
A
dakan
studi
kepustakaan
dari
media
massa
tentang
penyebab
masyarakat
multikultural
secara
umum.
T
ulislah
hasilnya
dalam
bentuk
laporan.
S
elan
j
utnya
presentasikan
di
depan
kelas.
SOSIOLOGI Kelas XI
86
U
ntuk
itu
,
Di rumah kami bisa:
•B
ela
j
ar
dan
bermain
bersama
teman
dan
sahabat
pena
dari
macam-
macam
daerah.
•B
erlatih
menari
macam-macam
tarian
seperti
Kecak
G
ending
S
riwi
j
aya
,
T
ari
B
aris
, S
erimpi
,
dan
lain-lain.
•B
ela
j
ar
bersama
bapak
,
ibu
,
dan
kakak
melalui
radio
,
t
v,
dan
buku.
•M
enga
j
ak
tetangga
untuk
bermain
congkak
,
petak
umpet
,
engklek
,
engrang
,
gobag
sodor
,
dan
permainan
lainnya.
•M
enga
j
ak
teman
yang
baru
pindah
dari
daerah
lain
untuk
bercerita
dan
bermain
bersama.
•M
enga
j
ak
bermain
dan
bela
j
ar
bersama
teman
yang
cacat.
Di sekolah kami bisa:
•M
enga
j
ak
teman
untuk
tidak
mengatakan
”
ih
”
terhadap
budaya
lain.
•M
emin
j
am
buku
dari
perpustakaan
tentang
macam-macam
budaya.
•M
embaca
cerita-cerita
daerah
dan
bermain
dengan
teman-teman.
•M
enga
j
ak
teman
untuk
menyapa
dan
bermain
dengan
teman
baru.
Sumber:
Majalah Bobo
C.
Konflik yang Muncul Akibat
Keanekaragaman
Sebagaimana telah dijelaskan di depan bahwa keragaman suku
bangsa yang dimiliki Indonesia adalah letak kekuatan bangsa
Indonesia itu sendiri. Selain itu, keadaan ini menjadikan Indonesia
memiliki nilai tambah di mata dunia. Namun, di sisi lain realitas
keanekaragaman Indonesia berpotensi besar menimbulkan konflik
sosial berbau sara (suku, agama, ras, dan adat). Oleh karena itu,
kemampuan untuk mengelola keragaman suku bangsa diperlukan guna
mencegah terjadinya perpecahan yang mengganggu kesatuan bangsa.
Konflik-konflik yang terjadi di Indonesia umumnya muncul sebagai
akibat keanekaragaman etnis, agama, ras, dan adat, seperti konflik
antaretnis yang terjadi di Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Papua,
dan lain-lain.
Di Kalimantan Barat adanya kesenjangan perlakuan aparat
birokrasi dan hukum terhadap suku asli Dayak dan suku Madura
menimbulkan kekecewaan yang mendalam. Akhirnya, perasaan ini
meledak dalam bentuk konflik horizontal. Masyarakat
Dayak yang termarginalisasi semakin terpinggirkan oleh
kebijakan-kebijakan yang diskriminatif. Sementara
penegakan hukum terhadap salah satu kelompok tidak
berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan di Poso,
Sulawesi Tengah konflik bernuansa sara mula-mula terjadi
pada tanggal 24 Desember 1998 yang dipicu oleh seorang
pemuda Kristen yang mabuk melukai seorang pemuda
Islam di dalam Masjid Sayo. Kemudian pada pertengahan
April 2000, terjadi lagi konflik yang dipicu oleh perkelahi-
an antara pemuda Kristen yang mabuk dengan pemuda
Islam di terminal bus Kota Poso. Perkelahian ini menyebab-
kan terbakarnya permukiman orang Pamona di Kelurahan
Lambogia. Selanjutnya, permukiman Kristen melakukan
tindakan balasan.
Sumber:
www.elseam.or.id
Gambar 4.7
Munculnya konflik Dayak-Madura sebagai
akibat keanekaragaman.
Masyarakat Multikultural dan Multikulturalisme
87
Dari dua kasus tersebut terlihat betapa perbedaan mampu memicu
munculnya konflik sosial. Perbedaan-perbedaan yang disikapi dengan
antisipasi justru akan menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan
banyak orang. Oleh karena itu, bagaimana kita bersikap dalam
keanekaragaman benar-benar perlu diperhatikan. Untuk lebih jelasnya
kita akan menganalisis konflik etnis antara Dayak dan Madura sebagai
akibat keanekaragaman dan kekeliruan dalam menyikapi keaneka-
ragaman tersebut melalui bilik info di bawah ini.
Konflik Dayak dan Madura
P
enduduk
asli
Kalimantan
B
arat
adalah
suku
D
ayak
yang
hidup
sebagai
petani
dan
nelayan.
S
elain
suku
asli
,
suku
lain
yang
telah
masuk
ke
bumi
Kalimantan
adalah
M
elayu
, C
ina
, M
adura
, B
ugis
, M
inang
,
dan
B
atak.
D
alam
berkomunikasi
penduduk
yang
heterogen
ini
menggunakan
bahasa
I
ndonesia
atau
M
elayu
sebagai
bahasa
sehari-hari.
T
etapi
karena
tingkat
pendidikan
mereka
rendah
,
mereka
memakai
bahasa
daerahnya
masing-masing.
D
engan
demikian
,
sering
kali
ditemui
kesalahpahaman
di
antara
mereka.
T
erlebih
j
ika
umumnya
orang
M
adura
berbicara
dengan
orang
D
ayak
,
gaya
komunikasi
orang
M
adura
yang
keras
ditangkap
oleh
orang
D
ayak
sebagai
kesombongan
dan
kekasaran.
Kebudayaan
yang
berbeda
sering
kali
di
j
adikan
dasar
penyebab
timbulnya
suatu
konflik
pada
masyarakat
yang
berbeda
sosial
budaya.
D
emikian
j
uga
yang
ter
j
adi
pada
konflik
D
ayak
dan
M
adura
yang
ter
j
adi
pada
akhir
tahun
1996,
yaitu
ter
j
adinya
kasus
S
anggau
L
edo
,
Kabupaten
B
engkayang
(
sebelum
pertengahan
tahun
1999
termasuk
Kabupaten
S
ambas
),
di
Kalimantan
B
arat.
Konflik
sosial
sepertinya
agak
sulit
terpisahkan
dari
dinamika
kehidupan
masyarakat
Kalimantan.
S
etelah
itu
,
pertikaian
antaretnis
ter
j
adi
lagi
di
S
ambas
,
lalu
disusul
di
Kota
P
ontianak
,
dan
terakhir
di
S
ampit
serta
menyebar
ke
semua
wilayah
di
Kalimantan
T
engah.
O
rang
D
ayak
yang
ramah
dan
lembut
merasa
tidak
nyaman
dengan
karakter
orang
M
adura
yang
tidak
menghormati
atau
menghargai
orang
D
ayak
sebagai
penduduk
lokal
yang
menghargai
hukum
adatnya.
Hukum
adat
memegang
peranan
penting
bagi
orang
D
ayak.
T
anah
yang
mereka
miliki
adalah
warisan
leluhur
yang
harus
mereka
pertahankan.
S
ering
kali
mereka
terkena
tipu
daya
masyarakat
pendatang
yang
akhirnya
berhasil
menguasai
atau
bahkan
menyerobot
tanah
mereka.
P
erilaku
dan
tindakan
masyarakat
pendatang
khususnya
orang
M
adura
menimbulkan
sentimen
sendiri
bagi
orang
D
ayak
yang
menganggap
mereka
sebagai
pen
j
arah
tanah
mereka.
D
itambah
lagi
dengan
keberhasilan
dan
ker
j
a
keras
orang
M
adura
mengelola
tanah
dan
men
j
adikan
mereka
sukses
dalam
bisnis
pertanian.
Kebutuhan
dasar
yang
tidak
terpenuhi
merupakan
dasar
dari
munculnya
suatu
konflik-konflik
.
M
asyarakat
D
ayak
j
uga
mempunyai
suatu
ciri
yang
dominan
dalam
mata
pencaharian
yaitu
kebanyakan
bergantung
pada
kehidupan
bertani
atau
berladang.
D
engan
masuknya
perusahaan
kayu
besar
yang
menggunduli
kayu-kayu
yang
bernilai
,
sangatlah
mendesak
ke-
beradaannya
dalam
bidang
perekonomian.
P
erkebunan
kelapa
sawit
yang
menggantikannya
lebih
memilih
orang
pendatang
sebagai
peker
j
a
daripada
orang
D
ayak.
Hal
yang
demikian
menyebabkan
masyarakat
adat
merasa
terpinggirkan
atau
tertinggalkan
dalam
kegiatan
perekonomian
penting
di
daerahnya
mereka
sendiri.
P
erilaku
orang
M
adura
terhadap
orang
D
ayak
dan
keserakahan
mereka
yang
telah
menguras
dan
merusak
alamnya
men
j
adi
salah
satu
dasar
pemicu
timbulnya
konflik
di
antara
mereka.
SOSIOLOGI Kelas XI
88
Ketidakcocokan
di
antara
karakter
mereka
men
j
adikan
hubungan
kedua
etnis
ini
mudah
men
j
adi
suatu
konflik.
D
itambah
lagi
dengan
tidak
adanya
pemahaman
dari
kedua
etnis
terhadap
latar
belakang
sosial
budaya
masing-
masing
etnis.
Kecurigaan
dan
kebencian
membuat
hubungan
keduanya
men
j
adi
tegang
dan
tidak
harmonis.
Ketidakadilan
j
uga
dirasakan
oleh
masyarakat
D
ayak
terhadap
aparat
keamanan
yang
tidak
berlaku
adil
terhadap
orang
M
adura
yang
melakukan
pelanggaran
hukum.
P
ermintaan
mereka
untuk
menghukum
orang
M
adura
yang
melakukan
pelanggaran
hukum
tidak
diperhatikan
oleh
aparat
penegak
hukum.
Hal
ini
pada
akhirnya
orang
D
ayak
melakukan
kekerasan
langsung
terhadap
orang
M
adura
,
yaitu
dengan
penghancuran
dan
pembakaran
permukiman
orang
M
adura.
Sumber:
www.balitbangham.go.id
D. Pemecahan Masalah Keanekaragaman
Sungguh cerdas pujangga Mpu Tantular. Sesaat setelah
melihat keanekaragaman masyarakat yang ada di dalam
masyarakat Kerajaan Majapahit, ia membuat sebuah rumus
sosial yang bisa mempersatukan seluruh perbedaan yang
ada di masyarakat. Bahkan, rumus yang ia kemukakan itu
bisa dijadikan acuan dalam menghadapi permasalahan
yang muncul sebagai akibat keanekaragaman.
Ia kemudian kita ketahui menulis sebuah kitab
Sutasoma, yang di dalamnya tertulis
Bhinneka Tunggal Ika
Tan Hana Dharma Mangrwa
. Kamu tentu mengetahui apa
arti dari kalimat ini. Tetapi pelajaran yang terpenting dari
potongan sejarah ini adalah bahwa keanekaragaman bukan-
lah merupakan penghambat bagi tercapainya persatuan,
kesatuan, dan kerukunan masyarakat. Fakta sejarah memang
membuktikan bahwa kehidupan agama di Kerajaan Majapahit berjalan
dengan sangat harmonis antara agama Hindu Siwa, Buddha, dan
lainnya, bahkan hingga masuknya pengaruh agama Islam. Sebagai
bukti adalah adanya kebijakan dari raja Majapahit saat membebaskan
raja-raja bawahan di pesisir pantai utara Jawa untuk menganut agama
Islam.
Itu terjadi pada abad-abad yang silam. Bagaimana cara mengatasi
permasalahan yang muncul sebagai akibat dari keanekaragaman dan
perubahan kebudayaan yang ada di masyarakat? Setidaknya ada dua
potensi yang bisa dijadikan dasar pijakan untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat yang multi-
kultural seperti Indonesia.
1. Menggunakan Kearifan Lokal
Ada sisi positif dan negatif dari kehadiran ratusan suku bangsa
di Indonesia. Selain bisa memperkaya khazanah kebudayaan nasional,
juga menjadi pemicu munculnya disintegrasi sosial. Sering kita
dengar terjadinya perang antarsuku atau konflik sosial antaretnis di
Indonesia. Ada banyak alasan yang mendasarinya. Tetapi, yang
Sumber:
www.dhammacakka.org
Gambar 4.8
Prinsip Bhinneka Tunggal Ika bisa dijadikan
solusi tepat mengatasi masalah keaneka-
ragaman.
Masyarakat Multikultural dan Multikulturalisme
89
menarik adalah ternyata banyak suku bangsa yang mempunyai
mekanisme atau cara di dalam menyelesaikan permasalahan itu.
Kisah tentang kehidupan masyarakat di Lembah Baliem, bisa jadi
merupakan contoh kearifan lokal yang dapat kita jadikan referensi
dalam upaya mencarikan solusi atas permasalahan antaretnis atau
antarsuku bangsa di Indonesia. Selengkapnya, bacalah
Bilik Info
berikut ini.
Budaya Perang Masyarakat Baliem dan
Cara Penyelesaiannya
M
asyarakat
yang
mendiami
L
embah
B
aliem
di
P
apua
mempunyai
budaya
perang
yang
telah
berlangsung
lama.
B
udaya
itu
berawal
dari
mitologi
,
bahwa
manusia
pertama
adalah
moity
W
aya
dan
moity
W
ita.
M
ereka
men
j
adi
pasangan
dan
berkembang
secara
rukun
dan
damai.
Kekacauan
atau
disebut
wio
muncul
setelah
masyarakat
bertambah
banyak.
B
iasanya
wio
ditandai
adanya
seseorang
berwarna
kulit
lebih
terang
dan
men
j
adi
rebutan
di
antara
mereka
,
hingga
menimbulkan
persengketaan.
R
ebutan
itu
berkembang
men
j
adi
perselisihan
,
percekcokan
,
dan
pertengkaran
antarklan
hingga
meluas
men
j
adi
peperangan.
Kesepakatan
kemudian
ter
j
adi
,
orang
tersebut
harus
dibunuh
dan
dipotong-potong
tubuhnya.
P
otongannya
kemudian
dibawa
oleh
masing-masing
klan
dan
men
j
adi
dasar
persebaran
manusia
di
L
embah
B
aliem.
M
eskipun
begitu
,
masing-masing
klan
tetap
membangun
wim aela
atau
balai
perang.
I
tulah
mitologi
yang
berkembang
di
masyarakat
B
aliem.
T
ernyata
,
budaya
perang
itu
tidak
hanya
ter
j
adi
di
dalam
mitos
sa
j
a.
M
asyarakat
L
embah
B
aliem
memang
biasa
berperang
karena
beberapa
alasan.
M
isalnya
,
pencurian
babi
,
penculikan
wanita
,
tuduhan
melakukan
sihir
,
dan
pertikaian
hak
atas
tanah.
P
eperangan
biasanya
diawali
dengan
perang
antarindi
v
idu
,
pembunuhan
antarkelompok
,
pembunuhan
antarklan
kecil
,
permusuhan
gabungan
klan
lokal
,
dan
perang
antarkonfederasi.
(
Konfederasi
adalah
gabungan
dari
beberapa
klan
/
kampung
,
yang
namanya
diambil
dari
nama
klan
terkuat.
F
ungsi
konfederasi
adalah
sebagai
kesatuan
sosial
untuk
menyusun
kekuatan
dalam
menghadapi
perang
dan
arena
bagi
lelaki
untuk
memperlihatkan
kemampuannya
berorganisasi
dan
berpidato
)
.
S
ebuah
pertempuran
biasanya
diawali
dengan
serangkaian
upacara
keagamaan
oleh
kedua
pihak
yang
berlawanan
,
yang
dilaksanakan
di
wim
aela.
S
etelah
upacara
,
barulah
perang
terbuka
dilakukan
bertempat
di
wim
bolak
.
(W
im
bolak
adalah
daerah
lapang
yang
bebas
dari
kekuasaan
masing-
masing
konfederasi
dan
berada
di
antara
kedua
konfederasi
yang
bermusuhan
)
.
P
asukan
perang
biasanya
bersen
j
atakan
lembing
,
busur
dengan
anak
panahnya
,
kapak
batu
,
dan
beliung.
P
asukan
itu
dipimpin
oleh
wim matek
dan
mengawali
peperangan
dengan
gegap
gempita
serta
saling
meneriakkan
cemoohan
atau
perkelahian
satu
lawan
satu.
Korban
yang
j
atuh
atau
meninggal
disingkirkan
dan
dirawat
di
garis
belakang.
P
eperangan
bisa
berlangsung
selama
5
sampai
10
hari
dan
penghentian-
nya
disebabkan
kedua
pihak
memutuskan
untuk
berdamai.
P
erang
biasanya
akan
berhenti
apabila
:
ada
orang
atau
kelompok
di
luar
anggota
konfederasi
yang
melintasi
arena
wim
bolak
,
korban
kedua
belah
pihak
sudah
berimbang
,
atau
karena
hari
sudah
gelap.
S
elan
j
utnya
,
setiap
pihak
mengadakan
upacara
penghargaan
kepada
para
wam oat balin
yaitu
para
pra
j
uritnya
secara
sendiri-sendiri
,
waktunya
bersamaan
dengan
pesta
babi.
B
iasanya
berupa
su
(
kantong
j
aring
)
dan
ye
(
rangkaian
kerang
dan
batu
berharga
SOSIOLOGI Kelas XI
90
Apa yang bisa kamu temukan dari budaya perang dalam masyarakat
Lembah Baliem? Setidaknya ada beberapa pelajaran penting yang bisa
dipetik.
a. Masyarakat Baliem selalu mengaitkan roh nenek moyang dengan
tradisi perang, sehingga berperang bagi mereka adalah kegiatan
ritual yang diikat oleh aturan-aturan adat yang ketat.
b. Meskipun berperang dengan semangat tinggi, namun mereka
sangat taat pada peraturan-peraturan, seperti berperang untuk
tidak memusnahkan musuh. Karena perang dianggap penting
untuk menciptakan keseimbangan ekosistem.
c. Perang merupakan media pengembangan diri bagi laki-laki. Karena
perang merupakan arena untuk melangsungkan terjadinya
regenerasi kepemimpinan. Dalam sebuah peperangan biasanya
muncul seorang tokoh yang kuat, berani, cakap, dan dipercaya
bisa melindungi serta mengatur kehidupan mereka.
d. Apabila seorang anggota klan atau konfederasi takut berperang, ia
dianggap
pawi
yaitu sama dengan orang yang melakukan
insest
(hubungan seks sedarah). Ia akan mendapat hukuman berat secara
adat seperti diasingkan.
e. Perang bagi masyarakat Lembah Baliem merupakan inti
sari dari romantika kehidupan masyarakat. Karena
masyarakat Lembah Baliem sangat memuja ke-
pahlawanan. Hal ini bisa dilihat dari pola rumah
Honai yang menunjukkan rumah laki-laki selalu berada
di bagian depan, siap untuk menantang bahaya yang
datang.
Itulah prinsip-prinsip hidup yang berasal dari
masyarakat Lembah Baliem di pedalaman Papua. Prinsip-
prinsip inilah yang dinamakan kearifan lokal Lembah
Baliem. Meskipun mereka hidup dalam pola yang sangat
sederhana, namun mereka mempunyai mekanisme
tersendiri di dalam memecahkan dan menyelesaikan per-
sengketaan yang muncul di antara mereka. Bagaimana masyarakat di
sekitarmu berusaha menyelesaikan permasalahan yang mereka
hadapi?
berbentuk
pipih
)
.
P
enghargaan
biasanya
diadakan
dalam
bentuk
pesta
beberapa
hari
dengan
mengadakan
edat wasin
atau
tarian
kemenangan
di
suatu
lapangan
yang
terbuka.
T
u
j
uannya
adalah
menghormat
konfederasi
lawan
yang
baru
sa
j
a
selesai
berperang
atau
untuk
menghibur
kerabat
para
korban
perang.
B
udaya
perang
yang
ter
j
adi
pada
masyarakat
L
embah
B
aliem
didasari
oleh
adanya
tugi
dan
perasaan
dendam
serta
abwarek
.
T
ugi
adalah
benda
keramat
berbentuk
pahatan
batu
atau
kapak
batu
yang
tipis.
F
ungsinya
sebagai
lambang
leluhur
dan
orang
yang
gugur
dalam
peperangan.
M
asyarakat
B
aliem
percaya
bahwa
anggota
klan
atau
konfederasi
yang
gugur
menuntut
kepada
klan
atau
konfederasinya
untuk
membalas
kematian-
nya.
I
nilah
yang
menyebabkan
budaya
perang
ter
j
adi
secara
turun-temurun
dan
sulit
dihilangkan.
S
edangkan
abwarek
adalah
sisa
potongan
tubuh
berbentuk
rangka
dari
j
ena
z
ah
musuh
hasil
peperangan
antarklan
/
konfederasi.
B
iasanya
berupa
tulang
tengkorak
,
yang
dimanfaatkan
untuk
membangkitkan
semangat
berperang.
Sumber:
www.balarpalembang.go.id
M
elalui
keterangan
di
samping
,
mari
kita
amati
lingkungan
kita
,
adakah
potensi
kearifan
lokal
dalam
mengatasi
masalah
?
Sumber:
Tempo, 04–10 Oktober 1999
Gambar 4.9
Tradisi perang antarklan dalam masya-
rakat di Lembah Baliem.
Masyarakat Multikultural dan Multikulturalisme
91
2. Menggunakan Kearifan Nasional
Pada saat kita dihadapkan pada beragam konflik dan sengketa yang
terjadi di antara etnis atau suku bangsa yang ada di Indonesia, belajar
dari sejarah adalah cara yang paling tepat. Pada masa penjajahan
Belanda kita merasakan betapa sulit merangkai nilai persatuan untuk
sama-sama menghadapi bangsa penjajah. Hingga ketika kita mulai
menyadarinya di tahun 1928. Saat itu kita mengakui Indonesia sebagai
identitas bersama, yang mampu mengatasi sejumlah perbedaan
kebudayaan di antara suku bangsa yang ada. Nasionalisme Indonesia
pun terbentuk dalam wujud pengakuan bahasa, tanah air, dan
kebangsaan. Dampaknya adalah perjuangan menghadapi kolonialisme
Belanda semakin menampakkan hasilnya.
Puncak dari pencarian identitas itu ditemukan pada saat Pancasila
disepakati sebagai dasar negara dan petunjuk/arah kehidupan bangsa.
Kompleksitas keragaman masyarakat dan budaya di Indonesia pun
bisa diakomodasi bersama. Dasar negara inilah yang digunakan oleh
para
founding fathers
kita pada saat mendirikan sebuah negara
nasional baru. Disebut negara nasional karena negara Indonesia terdiri
atas ratusan suku bangsa yang bisa hidup berdampingan dalam ikatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Interaksi Sosial Masyarakat Bauran Etnis Arab-Jawa
di Kampung Embong, Arab, Malang
S
ebagaimana
kata
bauran
etnis
A
rab
dan
J
awa
,
tentunya
penduduk
mayoritas
adalah
dua
etnis
tersebut.
S
atu
keunikan
dan
karakteristik
dari
daerah
ini
adalah
kehidupan
yang
teratur
serta
j
auh
dari
interaksi
disosiatif.
P
ertanyaannya
,
apa
yang
menyebabkan
daerah
B
auran
etnis
A
rab
dan
J
awa
di
desa
Kampung
E
mbong
, M
alang
mampu
mencapai
keteraturan
sosial
?
Karakteristik
kehidupan
sosial
Kampung
E
mbong
A
rab
ditandai
dengan
adanya
proses-proses
sosial
yang
cukup
baik
terutama
proses
interaksi
sosial
dan
proses
asimilasi
sosial.
A
dapun
faktor-faktor
yang
menyebabkan
ter
j
adinya
hubungan
sosial
yang
harmonis
antara
warga
etnis
A
rab
dan
J
awa
di
Kampung
E
mbong
A
rab
adalah
:
a.
A
danya
kedekatan
antara
tokoh
masyarakat
,
baik
tokoh
dari
etnis
A
rab
maupun
tokoh
dari
etnis
J
awa.
b.
A
danya
kesamaan
agama
(
relatif
beragama
I
slam
)
.
c.
A
danya
proses
perkawinan
campuran
antara
warga
etnis
A
rab
dan
J
awa.
d.
A
danya
kekompakan
dan
kegotongroyongan.
e
. Kesadaran
etnis
A
rab
untuk
mengikuti
aturan
setempat
(
proses
pembauran
)
.
f.
A
danya
unsur
perasaan
persaudaraan
antarsesama
warga
,
baik
etnis
A
rab
maupun
J
awa.
g.
R
asa
saling
menghormati
dan
menghargai.
SOSIOLOGI Kelas XI
92
B
erbicara
tentang
masyarakat
multikultural
secara
langsung
kita
akan
membicarakan
tentang
masyarakat
,
negara
,
bangsa
,
daerah
,
bahkan
lokasi
geografis
terbatas
seperti
kota
atau
sekolah
yang
terdiri
atas
orang-orang
yang
memiliki
kebudayaan
berbeda-beda.
D
alam
hal
ini
,
perbedaan
dalam
kesedera
j
atan.
O
leh
karena
itulah
,
muncul
konsep
multikulturalisme.
U
ntuk
memahami
lebih
lan
j
ut
materi
ini
,
salin
dan
lengkapilah
beberapa
pengertian
berikut
ini
ke
dalam
buku
catatanmu
dengan
menggunakan
beragam
sumber
pustaka.
1
.
C
iri-ciri
masyarakat
multikultural
:
a.
P
engakuan
terhadap
berbagai
perbedaan
dan
kompleksitas
kehidupan
dalam
masyarakat.
b.
P
erlakuan
yang
sama
terhadap
berbagai
komunitas
dan
budaya
baik
yang
mayoritas
maupun
minoritas.
c.
.
.
.
.
d. .
.
.
.
e. .
.
.
.
2
.
B
entuk-bentuk
multikulturalisme
:
a.
M
ultikulturalisme
isolasionis.
b.
M
ultikulturalisme
akomodatif.
c.
M
ultikulturalisme
.
.
.
.
d.
M
ultikulturalisme
.
.
.
.
e.
M
ultikulturalisme
.
.
.
.
3
.
T
iga
sudut
pandang
yang
berkembang
dalam
menyikapi
konflik
sosial
akibat
perbedaan
identitas
:
a.
P
andangan
kaum
primordialisme.
b.
P
andangan
kaum
instrumentalis.
c.
P
andangan
kaum
.
.
.
.
4
.
P
emecahan
masalah-masalah
keanekaragaman
:
a.
M
enggunakan
potensi
lokal.
b.
.
.
.
.
S
edangkan
model
atau
bentuk
interaksi
sosial
antara
warga
etnis
A
rab
dan
J
awa
di
Kampung
E
mbong
, A
rab
adalah
merupakan
model
atau
bentuk
ker
j
a
sama
(
cooperation
)
dengan
proses-proses
sosial
yang
akomodatif
dan
asimilatif.
S
edangkan
pola
hubungan
antarkelompok
etnis
A
rab
dan
J
awa
lebih
mengarah
pada
pola
hubungan
antarkelompok
yang
bersifat
akulturasi
dan
integrasi.
Sumber:
digilib.batan.go.id
Masyarakat Multikultural dan Multikulturalisme
93
A.
Jawablah pertanyaan dengan tepat!
1. Menurutmu apa yang dimaksud dengan masyarakat multi-
kultural?
2. Dapatkah Indonesia dikatakan sebagai masyarakat multi-
kultural? Jelaskan!
3. Sebutkan ciri masyarakat multikultural!
4. Jelaskan hubungan antara masyarakat multikultural dengan
multikulturalisme!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan multikultural isolasionis!
6. Apa yang melandasi terjadinya konflik etnis Dayak dan
Madura?
7. Apa yang dimaksud dengan kearifan lokal dan kearifan
nasional?
8. Sebutkan upaya-upaya pencegahan terjadinya masalah
keanekaragaman!
9. Jelaskan mengapa keanekaragaman berpotensi memunculkan
konflik!
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan multikulturalisme!
B.
Belajar dari masalah.
Sudah menjadi fakta sosiologis bahwa adanya kemajemukan
atau keragaman Kepulauan Indonesia menyimpan pluralisme
etnis suku, agama, bangsa, tradisi, dan adat istiadat. Tidak meng-
herankan apabila di Indonesia banyak terjadi tragedi kemanusiaan
yang demikian memilukan. Konflik berbau sara (suku, agama, ras,
dan adat), serta konflik bersenjata di beberapa daerah, teror bom
terjadi di Aceh, Ambon, Papua, Kupang, dan beberapa daerah
lainnya adalah realitas empiris konflik etnis yang mengancam
integrasi bangsa.
Seiring dengan hal tersebut, negara diharapkan menjadi wadah
penyelamat juga mengalami kekacauan dengan membudayanya
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme di jajaran birokrasi.
Sementara itu keadilan, kemiskinan atau ketimpangan sosio-
politik ekonomi masyarakat semakin tinggi. Hal ini memberi
isyarat bahwa keinginan untuk membangun masyarakat ber-
peradaban (
civil society
) dan keadilan sosial masih jauh.
Sumber:
www.waspada.co.id
Cobalah untuk berpikir kritis dalam menganalisis dan mengkaji
kasus di atas dengan menjawab beberapa pertanyaan di bawah
ini.
1. Wacana di atas menggambarkan keadaan bangsa Indonesia saat
ini di tengah keragamannya. Setujukah kamu dengan isi
wacana tersebut?
SOSIOLOGI Kelas XI
94
2. Berkaitan dengan keragaman etnis, ras, suku bangsa, agama,
budaya, dan lain-lain yang ada, dapatkah bangsa Indonesia
membentuk masyarakat multikultural di tengah kondisi
tersebut di atas?
3. Sebagai seorang yang peduli dengan kondisi bangsa,
kemukakanlah solusi untuk mencapai masyarakat multi-
kultural yang damai di Indonesia!
4. Sebagai upaya menyebarluaskan multikulturalisme, penting-
kah pendidikan multikultural itu?
S
ebagaimana
kita
ketahui
bersama
bahwa
kita
tinggal
di
sebuah
bangsa
yang
penuh
dengan
keragaman
dan
perbedaan.
Keragaman-keragaman
tersebut
antara
lain
keragaman
budaya
,
ras
,
etnis
,
agama
,
bahasa
,
dan
sebagainya.
T
idak
dapat
dimungkiri
perbedaan
yang
ada
mampu
menimbul-
kan
konflik
sosial
seperti
di
A
ceh
, P
apua
, M
aluku
, S
ulawesi
,
dan
lain-lain.
O
leh
karena
itulah
,
konsep
multikulturalisme
mulai
digencarkan.
M
ulti-
kulturalisme
merupakan
suatu
ideologi
yang
mengakui
dan
mengagungkan
perbedaan
dalam
kesedera
j
atan
,
baik
secara
indi
v
idual
maupun
secara
kebudayaan.
P
endidikan
multikultural
digalakkan
untuk
mencegah
semakin
tingginya
konflik
etnis.
D
an
materi
ini
adalah
sebagian
kecil
dari
pendidikan
multikultural.
M
elalui
materi
ini
kita
men
j
adi
semakin
peduli
dan
mau
mengerti
serta
tidak
memperta
j
am
perbedaan.
M
elalui
kita
yang
berwawasan
multikultural
akan
membentuk
masyarakat
I
ndonesia
yang
multikultural
men
j
adi
masyarakat
multikultural
yang
damai.